
Seperti kisah yang dialami paman dari pemilik akun Threads @karinaulfiani, yang gemar berbagi pada masyarakat sekitar tempat tinggalnya.
Sayangnya, niat tulus tersebut justru disalahartikan dan membuat lingkungan sekitarnya ketergantungan.
Menyoroti kejadian tersebut, Pengamat Sosial Devie Rahmawati mengungkap, pentingnya mendorong budaya berbagi secara kolektif agar bantuan menjadi lebih terarah, berdampak luas, dan tidak disalahartikan.
Ada berbagai manfaat berbagi secara kolektif bagi masyarakat. Berikut penjelasannya.
1. Lebih tepat sasaran
Devie menyatakan, di negara-negara maju, saat melihat seseorang membutuhkan bantuan, masyarakat cenderung menghubungi layanan sosial resmi.
Hal ini menunjukkan bahwa penyaluran bantuan melalui lembaga diutamakan, karena dianggap lebih tepat sasaran dan terverifikasi.
Bantuan pun sampai ke pihak yang benar-benar membutuhkan dengan cara yang lebih efisien dan sistematis.
“Praktik di negara maju, ketika melihat orang yang meminta-minta atau kesusahan, mereka akan menelepon call center Kementerian Sosial mereka,” ujar Devie kepada Kompas.com, Kamis (3/4/2025).
2. Berdampak lebih luas
Menurutnya, berbagi secara kolektif membuat jangkauan bantuan jauh lebih besar dibandingkan berbagi secara personal.
Ketika dana disatukan dalam satu lembaga, penggunaannya dapat dirancang untuk menjangkau lebih banyak penerima.
“Perilaku tersebut bisa terjadi jika penduduk negaranya sudah sadar kalau menyumbang sebaiknya secara kolektif bukan individual. Tujuannya agar dampaknya bisa jauh lebih besar,” ujarnya.
Artinya, satu bentuk bantuan kolektif bisa dirancang menjadi program jangka panjang seperti pelatihan kerja, bantuan pendidikan, atau layanan kesehatan.
3. Pengelolaan profesional dan transparan
Ia menilai Indonesia sudah memiliki dasar sistem berbagi kolektif seperti zakat bagi umat Islam dan bentuk amalan serupa di agama lain.
Adanya lembaga resmi yang menaungi bantuan sosial harus dibentuk secara profesional dan transparan.
Leave a Reply